bimawin.net – Pembalap tes Repsol Honda, Stefan Bradl menyebut Ducati dan Aprilia terlampau diuntungkan sebagai tim pabrikan Eropa. Sebab ke-2 tim itu tak terlampau mengalami kasus halangan bahasa layaknya yang dirasakan Honda dan tim pabrikan Jepang lainnya.
Bradl menyebut ia kerap ada problem berkomunikasi bersama dengan teknisi Honda yang umumnya adalah orang Jepang. Sementara para pembalap Aprilia dan Ducati tak terlampau merasakan penderitaan yang ia alami tersebut.
Pada MotoGP 2022, pabrikan asal Eropa, dapat mendominasi. Ya, Fabio Quartararo sebenarnya sedang memimpin klasemen. Namun, Aprilia dan Ducati dapat tetap memberikan ancaman yang konstan.
Tercatat berasal dari 11 balapan yang berlangsung, pabrikan Eropa sudah memenangkan delapan di antaranya. Ducati mengirim pembalapnya memenangkan enam balapan, bersama dengan Aprilia serta KTM tiap-tiap merebut satu kemenangan.
Bradl menjadi hal itu tak terlepas berasal dari fakta tim berasal dari Eropa dapat berkomunikasi bersama dengan baik didalam bahasa asinya. Apalagi pabrikan Italia yang tetap konsisten pakai teknisi asal Italia sendiri.
“Saya mesti mengatakan, kecuali pabrikan Eropa dapat berkomunikasi bersama dengan pembalapnya pakai bahasa asli mereka. Semua teknisi di Ducati dan Aprilia dapat berkata bahasa Italia bersama dengan pembalapnya,” kata Bradl, dikutip berasal dari Speedweek, Minggu (24/7/2022).
Tentu, semua pembalap Aprilia berasal berasal dari Spanyol. Begitu termasuk bersama dengan Jorge Martin yang membela tim Pramac Racing. Namun, Bradl jelas bersama dengan tentu kecuali para pembalap Spanyol dapat berbahasa Italia bersama dengan lancar.
“Keadaan itu adalah keuntungan yang luar biasa. Sebagai hasilnya, terlampau sedikit tersedia kesalahpahaman. Semua pembalap asal Spanyol di Ducati dan Aprilia dapat berkata bahasa Italia bersama dengan terlampau baik,” ujarnya.
Sementara pabrikan layaknya Honda, Suzuki dan Yamaha, tetap pakai teknisi asal Jepang. Bradl mengakui hal itu tidak mudah, agar terkadang muncul kesalahpahaman.
“Berkomunikasi bersama dengan teknisi Jepang tidak tetap mudah. Tidak enteng bagi pembalap untuk mengutarakan perasaannya pakai bahasa asing,” imbuh Bradl.